Pengertian ROE Return on Equity: Manfaat, Kelebihan, Kelemahan, Contoh dan Cara Hitung, ROE (Return on Equity) merupakan salah satu indikator keuangan yang penting untuk mengukur kinerja suatu perusahaan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian ROE, manfaat dari ROE, kelebihan dan kelemahan ROE, serta memberikan beberapa contoh dan cara menghitung ROE.
Table Of Contents
Pengertian Return on Equity ROE
ROE (Return on Equity) merupakan sebuah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal sendiri oleh perusahaan.
Rasio ini memberikan gambaran tentang seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan modal yang dimilikinya.
Return on Equity mengindikasikan seberapa besar keuntungan yang berhasil dihasilkan oleh perusahaan dari setiap unit ekuitas yang dimiliki.
Dalam perhitungannya, Return on Equity ROE dihitung dengan membagi laba bersih perusahaan dengan ekuitas pemegang saham. Rasio Return on Equity ROE sering juga disebut sebagai tingkat pengembalian atas ekuitas.
BACA JUGA: Perbedaan ORI Dan SBR: Memahami Pilihan Investasi Yang Tepat
Manfaat Return on Equity ROE

Return on Equity merupakan indikator penting yang memberikan informasi berharga tentang efisiensi penggunaan modal sendiri oleh perusahaan.
Membantu pemegang saham dalam pengambilan keputusan investasi, dan memungkinkan perbandingan kinerja perusahaan dengan pesaing. ROE memiliki beberapa manfaat penting, di antaranya:
1. Mengukur Efisiensi Penggunaan Modal Sendiri
ROE membantu dalam mengevaluasi sejauh mana perusahaan dapat memanfaatkan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi ROE, semakin efisien perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki.
2. Membantu Pemegang Saham dalam Pengambilan Keputusan Investasi
ROE memberikan gambaran tentang kinerja keuangan perusahaan dan tingkat pengembalian yang dapat diharapkan oleh pemegang saham. Hal ini membantu mereka dalam mengambil keputusan investasi yang lebih bijaksana.
3. Membandingkan Kinerja Perusahaan dengan Pesaing
ROE dapat digunakan untuk membandingkan kinerja keuangan perusahaan dengan pesaing di industri yang sama. Perusahaan dengan ROE yang lebih tinggi cenderung lebih unggul dalam menghasilkan keuntungan.
Dengan membandingkan ROE perusahaan dengan ROE pesaing, pemegang saham dapat mendapatkan informasi yang berguna dalam menilai posisi perusahaan dalam pasar.
BACA JUGA: Instrumen Investasi Sukuk Ritel: Pengertian Jenis Keuntungan
Kelebihan Return on Equity ROE
Return on Equity memiliki kelebihan dalam hal kemudahan pemahaman, penggabungan laba dan ekuitas, serta fleksibilitas dalam analisis kinerja perusahaan.
Kelebihan ini menjadikan ROE sebagai salah satu rasio yang penting dan berguna dalam pengambilan keputusan investasi dan evaluasi kinerja perusahaan. ROE memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
1. Mudah Dipahami
ROE adalah rasio yang relatif sederhana dan mudah dipahami oleh pemegang saham dan investor. Hal ini memudahkan mereka dalam menganalisis kinerja keuangan perusahaan tanpa perlu memiliki pengetahuan keuangan yang mendalam.
2. Menggabungkan Laba dan Ekuitas
ROE mempertimbangkan hubungan antara laba yang dihasilkan oleh perusahaan dan ekuitas yang diinvestasikan oleh pemegang saham.
Dengan menggabungkan kedua faktor ini, ROE memberikan gambaran yang komprehensif tentang tingkat pengembalian modal sendiri yang diperoleh perusahaan.
Rasio ini memberikan informasi tentang sejauh mana perusahaan berhasil menghasilkan keuntungan dari modal yang diinvestasikan oleh pemegang saham.
3. Fleksibel
ROE dapat digunakan untuk menganalisis kinerja perusahaan dari berbagai sektor industri. Rasio ini tidak terbatas pada jenis usaha tertentu, sehingga dapat digunakan untuk membandingkan kinerja perusahaan dalam berbagai industri.
Hal ini memudahkan pemegang saham dan investor untuk melakukan perbandingan dan evaluasi kinerja perusahaan secara relatif.
BACA JUGA: Aplikasi Investasi Yang Mudah Untuk Pemula Untuk Kamu Coba
Kelemahan Return on Equity ROE

Dalam melakukan analisis dan memahami dan mempertimbangkan kelemahan Return on Equity ROE ini serta melihat indikator keuangan lainnya untuk memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.
Tentang kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Namun, Return on Equity ROE juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan, di antaranya:
Tidak Mempertimbangkan Risiko
ROE tidak memperhitungkan risiko yang dihadapi oleh perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Rasio ini hanya fokus pada tingkat pengembalian modal sendiri tanpa mempertimbangkan risiko investasi yang mungkin terjadi.
Sebagai contoh, dua perusahaan dapat memiliki ROE yang sama, tetapi salah satu perusahaan mungkin menghadapi risiko yang lebih tinggi dalam mencapai tingkat pengembalian tersebut.
Oleh karena itu, ROE perlu dipertimbangkan bersama dengan faktor risiko lainnya untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang kinerja perusahaan.
Rentan Terhadap Manipulasi
ROE dapat dimanipulasi dengan mengubah pengakuan pendapatan atau mengelola struktur modal perusahaan. Beberapa praktik akuntansi yang tidak jujur dapat mempengaruhi perhitungan ROE, sehingga menghasilkan angka yang tidak mencerminkan kinerja sebenarnya.
Hal ini dapat menyesatkan pemegang saham dan investor yang mengandalkan ROE sebagai indikator utama dalam pengambilan keputusan investasi.
Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam dan mempertimbangkan indikator keuangan lainnya untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat tentang kinerja perusahaan.
Tidak Memberikan Informasi Tentang Likuiditas
ROE tidak memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya. Rasio ini hanya memberikan gambaran tentang tingkat pengembalian modal sendiri tanpa mempertimbangkan likuiditas perusahaan.
Perusahaan dengan ROE tinggi mungkin memiliki likuiditas yang rendah, yang dapat menyebabkan kesulitan dalam memenuhi kewajiban finansialnya.
Oleh karena itu, penting untuk menganalisis likuiditas perusahaan secara terpisah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap tentang kesehatan keuangan perusahaan.
BACA JUGA: Memulai Investasi Saham Dan Risiko Saham Wajib Kamu Pahami
Contoh Return on Equity ROE
Return on Equity ROE hanya memberikan gambaran tentang tingkat pengembalian modal sendiri tanpa mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti risiko dan likuiditas. Berikut adalah contoh penggunaan ROE dalam analisis keuangan:
Contoh Perusahaan ABC:
Laba Bersih: Rp 1.000.000.000
Ekuitas Pemegang Saham: Rp 10.000.000.000
ROE = Laba Bersih / Ekuitas Pemegang Saham
ROE = 1.000.000.000 / 10.000.000.000
ROE = 0,1 atau 10%
Dalam contoh ini, Return on Equity ROE perusahaan ABC adalah 10%, yang berarti perusahaan berhasil menghasilkan keuntungan sebesar 10% dari ekuitas yang dimiliki.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan ABC efisien dalam memanfaatkan modal sendiri untuk menghasilkan laba yang signifikan bagi pemegang saham.
Dengan Return on Equity ROE sebesar 10%, perusahaan ABC dapat menjadi pilihan yang menarik bagi para investor yang mencari tingkat pengembalian yang tinggi dari investasi mereka.
BACA JUGA: 5 Memahami Risiko Memilih Strategi Investasi Saham Yang Aman
Cara Menghitung Return on Equity ROE

Untuk menghitung Return on Equity ROE, Anda perlu mengetahui laba bersih perusahaan dan ekuitas pemegang saham. Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung ROE:
Ambil laba bersih perusahaan dari laporan keuangan. Laba bersih merupakan jumlah keuntungan setelah dikurangi semua biaya dan beban perusahaan dalam suatu periode. Angka ini biasanya dapat ditemukan dalam laporan laba rugi perusahaan.
Ambil ekuitas pemegang saham dari laporan neraca perusahaan. Ekuitas pemegang saham mencerminkan total investasi yang dilakukan oleh pemilik perusahaan dan dapat ditemukan dalam bagian ekuitas atau modal dalam laporan neraca.
Bagi laba bersih dengan ekuitas pemegang saham. Misalnya, jika laba bersih perusahaan adalah Rp 1.000.000.000 dan ekuitas pemegang saham adalah Rp 10.000.000.000, maka perhitungannya akan menjadi sebagai berikut:
ROE = Laba Bersih / Ekuitas Pemegang Saham
= 1.000.000.000 / 10.000.000.000
= 0,1 atau 10%
Kalikan hasilnya dengan 100 untuk mendapatkan persentase ROE. Dalam contoh di atas, ROE akan menjadi 10%.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat menghitung ROE perusahaan. Perlu diingat bahwa ROE adalah salah satu indikator kinerja keuangan yang penting.
Namun perlu juga dipertimbangkan bersama dengan indikator keuangan lainnya serta faktor-faktor lain seperti risiko dan likuiditas untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang kinerja perusahaan.
Penutup
ROE (Return on Equity) adalah rasio keuangan yang penting untuk mengukur efisiensi penggunaan modal sendiri oleh perusahaan. ROE memberikan gambaran tentang seberapa besar keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan dari setiap unit ekuitas yang dimiliki.
Rasio ini memiliki manfaat dalam membantu pemegang saham dalam pengambilan keputusan investasi dan membandingkan kinerja perusahaan dengan pesaing di industri yang sama. Namun, ROE juga memiliki kelemahan yang perlu diperhatikan.
Salah satu kelebihan Return on Equity ROE adalah kemudahannya dipahami oleh pemegang saham dan investor. Rasio ini relatif sederhana dan dapat memberikan informasi yang relevan tentang kinerja keuangan perusahaan. ROE juga menggabungkan laba dan ekuitas, sehingga memberikan gambaran yang komprehensif tentang tingkat pengembalian modal sendiri.
Pertama, ROE tidak mempertimbangkan risiko yang dihadapi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Rasio ini hanya fokus pada tingkat pengembalian modal sendiri tanpa memperhitungkan risiko investasi yang mungkin terjadi.
Return on Equity ROE juga rentan terhadap manipulasi. Beberapa praktik akuntansi yang tidak jujur dapat mempengaruhi perhitungan ROE, sehingga menghasilkan angka yang tidak mencerminkan kinerja sebenarnya.
Terakhir, Return on Equity ROE tidak memberikan informasi tentang likuiditas perusahaan. Rasio ini hanya memberikan gambaran tentang tingkat pengembalian modal sendiri tanpa memperhitungkan likuiditas perusahaan. 5 Strategi Untuk Meningkatkan Portofolio Investasi Anda.