RINGKASAN
- Prospek IHSG Usai Cetak Rekor ATH: Analisis lengkap mengenai arah pergerakan IHSG setelah berhasil menembus level tertinggi sepanjang masa di 8.126,55 pada pekan yang berakhir 26 September 2025.
- Katalis Penguatan IHSG: Pendorong utama di balik rekor IHSG mencakup kesepakatan dagang RI-Uni Eropa, stabilitas Rupiah, kebijakan cukai, serta harapan pelonggaran suku bunga The Fed.
- Sentimen Pasar Pekan Ini: Investor perlu mencermati arah kebijakan fiskal Menkeu baru serta rilis data penting seperti inflasi domestik dan data tenaga kerja AS yang akan memengaruhi pergerakan IHSG.
- Analisis Teknikal IHSG: Meskipun dalam tren positif, sinyal teknikal menunjukkan potensi konsolidasi dengan proyeksi pergerakan IHSG berada di rentang support 7.980 dan resistance 8.170.
Prospek IHSG: Lanjut Reli Setelah Cetak Rekor Terbaru? Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatatkan pencapaian gemilang dengan menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah atau All-Time High (ATH) baru pada perdagangan pekan lalu. Ditutup menguat di level 8.099,33 pada Jumat, 26 September 2025, IHSG sempat menyentuh rekor puncaknya di level 8.126,55 pada hari Rabu (24/9).
Pencapaian ini tentu membawa angin segar dan optimisme bagi para pelaku pasar. Namun, pertanyaan besar yang muncul adalah Mampukah IHSG melanjutkan tren positifnya?
Artikel ini akan mengupas tuntas prospek IHSG ke depan, sentimen yang memengaruhinya, serta analisis teknikal yang perlu Anda cermati.
Table Of Contents
Pekan Penuh Rekor di Bursa Efek Indonesia (BEI) Cetak Rekor
Bursa Efek Indonesia (BEI) menutup pekan perdagangan periode 22-26 September 2025 dengan catatan yang sangat positif. Dalam sepekan, IHSG berhasil membukukan kenaikan signifikan sebesar 0,60% dari posisi 8.051,11 pada pekan sebelumnya.
Kenaikan ini tidak hanya tercermin pada level indeks, tetapi juga pada kapitalisasi pasar bursa yang ikut terkerek naik sebesar 1,74%, mencapai Rp14.888 triliun. Salah satu motor penggerak utama di balik rekor ini adalah kepercayaan investor asing.
Laporan menunjukkan adanya aliran dana masuk asing (net buy) yang deras, mencapai Rp5,09 triliun selama sepekan. Angka ini menegaskan bahwa pasar saham Indonesia masih menjadi primadona bagi investor global.
Faktor Kunci di Balik Meroketnya IHSG
Tentu saja, pencapaian ATH ini tidak terjadi tanpa alasan. Terdapat beberapa katalis positif baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang berhasil mendorong laju IHSG.
- Sentimen Domestik yang Kondusif:
- Kesepakatan Dagang RI-Uni Eropa: Kesepakatan substantif terkait pemangkasan tarif hingga 80% untuk produk ekspor Indonesia mulai tahun 2027 menjadi katalis utama. Hal ini memberikan prospek cerah bagi emiten-emiten berorientasi ekspor.
- Stabilitas Rupiah: Upaya Bank Indonesia (BI) dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah memberikan rasa aman dan kepercayaan bagi investor asing untuk terus berinvestasi di pasar domestik.
- Kebijakan Cukai Tembakau: Kepastian dari Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa, bahwa tarif cukai hasil tembakau (CHT) tidak akan dinaikkan pada tahun 2026, memberikan sentimen positif bagi saham-saham di sektor rokok.
- Harapan dari Sentimen Global:
- Pelonggaran Kebijakan The Fed: Pasar global merespons positif sinyal potensi pemangkasan suku bunga lanjutan oleh bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve. Kebijakan yang lebih longgar ini berpotensi mendorong aliran modal (capital inflow) ke negara-negara berkembang (emerging markets), termasuk Indonesia.
Prospek IHSG Sepekan: Antara Peluang dan Tantangan
Memasuki pekan baru (29 September – 3 Oktober 2025), pergerakan IHSG akan sangat dipengaruhi oleh sejumlah data dan kebijakan penting. Investor perlu mencermati sentimen-sentimen berikut:
- Fokus pada Kebijakan Fiskal: Pasar akan menyoroti langkah-langkah awal Menteri Keuangan baru. Arah kebijakan fiskal, terutama terkait disiplin anggaran, defisit, dan potensi stimulus, akan menjadi perhatian utama.
- Rilis Data Ekonomi Domestik: Sejumlah data makroekonomi penting akan dirilis, seperti laporan inflasi, neraca perdagangan, dan indeks manufaktur Indonesia. Data-data ini akan menjadi cerminan kesehatan ekonomi nasional.
- Data Ekonomi Amerika Serikat: Dari sisi eksternal, rilis data manufaktur, sektor jasa, dan data pasar tenaga kerja AS (seperti Non-Farm Payrolls dan tingkat pengangguran) akan sangat dinantikan. Data ini akan memberikan petunjuk lebih jelas mengenai arah kebijakan suku bunga The Fed selanjutnya.
Sinyal untuk Investor
Meskipun euforia ATH masih terasa, analisis teknikal menunjukkan adanya sinyal yang perlu diwaspadai untuk jangka pendek. Berdasarkan laporan Tim Riset Phintraco Sekuritas, beberapa indikator memberikan gambaran sebagai berikut:
- Indikator Stochastic RSI menunjukkan pola death cross yang mengindikasikan potensi koreksi atau konsolidasi.
- Histogram MACD mulai menunjukkan pelemahan, meskipun masih berada di area positif.
Meski demikian, sinyal positifnya adalah IHSG masih mampu bertahan kuat di atas level Moving Average 5 (MA5), menunjukkan bahwa tren kenaikan jangka pendek masih terjaga. Untuk pekan ini, IHSG diperkirakan akan bergerak dalam rentang level support 7.980 hingga resistance 8.170.
Penutup
Pencapaian rekor ATH oleh IHSG pada pekan lalu merupakan sebuah tonggak sejarah yang didukung oleh fundamental domestik yang kuat dan sentimen global yang positif. Kepercayaan investor asing yang kembali meningkat menjadi bahan bakar utama bagi penguatan ini.
Meskipun demikian, investor disarankan untuk tetap waspada dan cermat dalam menyikapi kondisi pasar. Pekan ini akan menjadi periode penting di mana arah kebijakan fiskal pemerintah baru dan rilis data-data ekonomi krusial akan menentukan apakah IHSG mampu melanjutkan relinya atau akan memasuki fase konsolidasi.
Memperhatikan level support dan resistance kunci akan menjadi strategi yang bijak dalam menghadapi dinamika pasar pasca-ATH.
Disclaimer: Artikel ini bertujuan untuk tujuan edukasi dan informasi, bukan merupakan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Segala keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca.