Memulai Investasi Saham: Bagaimana Cara Melakukannya, Tertarik untuk berinvestasi saham tapi bingung harus mulai dari mana? Tenang, Anda berada di tempat yang tepat. Investasi saham adalah salah satu cara terbaik untuk membangun kekayaan jangka panjang, dan memulainya tidak serumit yang dibayangkan.
Panduan ini akan membahas langkah-langkah praktis untuk pemula, mulai dari membuka rekening hingga memahami strategi dasar agar Anda bisa memulai perjalanan investasi dengan percaya diri.
Mengapa Investasi Saham Penting?

Secara sederhana, saham adalah bukti kepemilikan sebagian kecil dari sebuah perusahaan. Saat Anda membeli saham, misalnya saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Anda secara sah menjadi salah satu pemilik bank tersebut.
Sebagai investor, Anda berpotensi mendapatkan keuntungan dari dua hal:
- Capital Gain: Kenaikan harga saham dari waktu ke waktu.
- Dividen: Pembagian sebagian laba perusahaan kepada para pemegang saham.
Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa investasi saham menjadi pilihan menarik:
- Potensi Keuntungan Tinggi: Secara historis, saham menawarkan potensi imbal hasil jangka panjang yang lebih tinggi dibandingkan instrumen investasi lain seperti deposito atau emas.
- Likuiditas: Saham mudah diperjualbelikan melalui platform sekuritas selama jam bursa aktif.
- Transparansi: Sebagai perusahaan terbuka (Tbk), semua data keuangan dan aksi korporasi wajib dipublikasikan, sehingga Anda bisa menganalisisnya.
- Diversifikasi Portofolio: Anda bisa menyebar investasi Anda ke berbagai sektor industri (perbankan, konsumsi, teknologi, dll.) untuk mengurangi risiko.
BACA JUGA: Memulai Investasi Saham Dan Risiko Saham Wajib Kamu Pahami
6 Langkah Praktis Memulai Investasi Saham
Bagi pemula, mengikuti langkah-langkah yang terstruktur adalah kunci. Berikut adalah panduan tahap demi tahapnya.
1. Tentukan Tujuan Keuangan dan Profil Risiko
Sebelum berinvestasi, tanyakan pada diri Anda: “Untuk apa saya berinvestasi?” Apakah untuk dana pensiun (jangka panjang), membeli rumah dalam 5 tahun (jangka menengah), atau tujuan lain? Tujuan ini akan menentukan strategi dan toleransi Anda terhadap risiko.
2. Pelajari Dasar-Dasarnya
Luangkan waktu untuk memahami istilah dasar seperti ‘saham blue chip’, ‘indeks saham’, ‘laporan keuangan’, dan ‘risiko pasar’. Anda tidak perlu menjadi ahli, tetapi pemahaman dasar akan sangat membantu.
3. Buka Rekening Dana Nasabah (RDN) di Sekuritas
Untuk bisa bertransaksi saham, Anda harus memiliki rekening di perusahaan sekuritas yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Proses ini sekarang sepenuhnya online dan sangat mudah.
Beberapa platform sekuritas yang populer di Indonesia antara lain:
- Ajaib
- Stockbit
- IPOT (Indo Premier)
- Mirae Asset Sekuritas
Siapkan dokumen seperti e-KTP dan NPWP untuk proses pendaftaran.
4. Setor Dana Awal ke RDN
Setelah rekening Anda jadi, Anda akan mendapatkan RDN atas nama Anda sendiri. Setorkan sejumlah dana yang sudah Anda siapkan untuk berinvestasi ke rekening tersebut. Ingat, mulailah dengan dana yang siap Anda investasikan dan tidak mengganggu kebutuhan harian (dana dingin).
5. Pilih Saham Pertama Anda dan Mulai Berinvestasi
Sebagai pemula, disarankan untuk memulai dengan saham dari perusahaan yang Anda kenal produknya dan memiliki fundamental kuat (disebut juga saham blue chip). Contohnya adalah saham di dalam indeks LQ45 atau IDX30. Lakukan pembelian pertama Anda melalui aplikasi sekuritas yang Anda gunakan.
6. Pantau dan Evaluasi Secara Berkala
Investasi adalah sebuah maraton, bukan sprint. Pantau kinerja portofolio Anda secara berkala (misalnya sebulan atau tiga bulan sekali), namun hindari panik karena fluktuasi harga harian. Tetap fokus pada tujuan jangka panjang Anda.
BACA JUGA: 5 Memahami Risiko Memilih Strategi Investasi Saham Yang Aman
Memahami Analisis Saham: Fundamental vs. Teknikal

Ada dua pendekatan utama yang digunakan investor untuk menganalisis saham. Anda tidak harus menguasai keduanya, tetapi penting untuk mengetahui perbedaannya.
- Analisis Fundamental:
- Fokus: Menganalisis “kesehatan” perusahaan melalui laporan keuangan (pendapatan, laba), valuasi (PER, PBV), manajemen, dan prospek industri.
- Tujuan: Menemukan nilai intrinsik sebuah saham untuk investasi jangka panjang.
- Analogi: Seperti seorang detektif yang menyelidiki latar belakang perusahaan secara mendalam.
- Analisis Teknikal:
- Fokus: Menganalisis data pasar seperti grafik harga dan volume transaksi untuk mengidentifikasi pola dan tren.
- Tujuan: Memprediksi pergerakan harga saham dalam jangka pendek.
- Analogi: Seperti seorang peramal cuaca yang melihat pola awan untuk memprediksi hujan besok.
Bagi pemula, sangat disarankan untuk lebih fokus pada analisis fundamental karena lebih cocok untuk strategi investasi jangka panjang.
BACA JUGA: Tips Investasi Di Reksa Dana Untuk Pelaku Usaha Kunci Sukses Terbaik
Strategi Investasi untuk Pemula
Berikut adalah beberapa strategi yang cocok untuk investor pemula dengan tujuan jangka panjang:
- Buy and Hold: Strategi paling sederhana, yaitu membeli saham dari perusahaan bagus dan menyimpannya selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, tanpa terpengaruh gejolak pasar jangka pendek.
- Dollar Cost Averaging (DCA) / Nabung Saham: Berinvestasi secara rutin (misalnya setiap bulan) dengan jumlah uang yang sama, tanpa peduli harga saham sedang naik atau turun. Strategi ini membantu mengurangi risiko membeli di harga puncak.
- Dividend Investing: Fokus membeli saham dari perusahaan yang secara konsisten membagikan dividen besar. Ini menciptakan sumber pendapatan pasif bagi investor.
Manajemen Risiko: Cara Berinvestasi dengan Aman
Investasi saham selalu memiliki risiko. Namun, risiko ini dapat dikelola.
- Risiko Pasar: Harga saham bisa turun karena kondisi ekonomi makro atau sentimen pasar secara keseluruhan.
- Risiko Perusahaan: Kinerja perusahaan yang buruk atau berita negatif dapat menyebabkan harga sahamnya anjlok.
- Risiko Likuiditas: Beberapa saham (terutama saham kecil) mungkin sulit untuk dijual dengan cepat di harga yang diinginkan.
Cara mengelolanya adalah dengan diversifikasi. Jangan menaruh semua uang Anda di satu saham atau satu sektor saja. Sebar investasi Anda ke 5-10 saham dari sektor yang berbeda untuk meminimalkan dampak jika salah satu saham berkinerja buruk.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Saham Turun?
Saat pasar merah, jangan panik. Bagi investor jangka panjang, penurunan harga justru bisa menjadi peluang untuk membeli saham bagus dengan ‘harga diskon’ (strategi DCA). Evaluasi kembali fundamental perusahaan; jika masih bagus, tidak ada alasan untuk menjual karena panik.
Penutup
Memulai investasi saham adalah langkah penting untuk mencapai kebebasan finansial. Dengan pemahaman yang benar, rencana yang matang, dan kesabaran, siapa pun bisa menjadi investor yang sukses.
Mulailah dari langkah kecil, terus belajar, dan fokus pada tujuan jangka panjang Anda. Selamat berinvestasi!