JP Morgan: Deal Dagang RI-AS Bawa Angin Segar Bagi Pasar

JP Morgan: Deal Dagang RI-AS Bawa Angin Segar Bagi Pasar
JP Morgan: Deal Dagang RI-AS Bawa Angin Segar Bagi Pasar

JP Morgan: Deal Dagang RI-AS Bawa Angin Segar Bagi Pasar. Menurut analisis terbaru dari JP Morgan Indonesia, konvergensi antara kesepakatan dagang strategis, stimulus fiskal yang terarah, dan valuasi pasar yang menarik menciptakan fondasi kuat untuk pertumbuhan berkelanjutan. Optimisme ini bukan tanpa dasar, melainkan ditopang oleh langkah-langkah konkret pemerintah yang dinilai mampu menyeimbangkan antara akselerasi pertumbuhan dan disiplin fiskal.

CEO & Senior Country Officer JP Morgan Indonesia, Gioshia Ralie, menegaskan keyakinan tersebut. “Prospek ekonomi Indonesia untuk sisa tahun 2025 tetap menjanjikan, didorong oleh stimulus fiskal, perjanjian perdagangan, dan pelonggaran kebijakan moneter yang membuka jalan bagi pertumbuhan berkelanjutan,” ujarnya dalam sebuah keterangan resmi. Pernyataan ini menggarisbawahi tiga pilar utama yang menjadi motor penggerak sentimen positif di pasar domestik.

Terobosan Kesepakatan Dagang dengan Amerika Serikat

Salah satu faktor pengubah permainan (game-changer) yang paling signifikan adalah keberhasilan Indonesia mencapai kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat pada Juli 2025.

Perjanjian ini berhasil meredam ketidakpastian yang selama ini membayangi hubungan dagang kedua negara. Poin krusial dari kesepakatan ini adalah penetapan tarif utama di angka 19%, jauh lebih rendah dari usulan awal yang mencapai 32%.

Keberhasilan ini menempatkan Indonesia sebagai negara ASEAN kedua setelah Vietnam yang mampu mengamankan perjanjian serupa dengan AS. Dampaknya bagi pasar sangat jelas:

  1. Mengurangi Ketidakpastian: Investor kini memiliki visibilitas yang lebih baik mengenai kebijakan dagang, mengurangi risiko dan mendorong keputusan investasi jangka panjang.
  2. Membuka Arus Modal Asing: Dengan sentimen yang membaik, peluang kembalinya arus dana asing (foreign fund inflow) ke pasar saham domestik menjadi semakin besar.
  3. Meningkatkan Daya Saing: Tarif yang lebih kompetitif akan meningkatkan daya saing produk ekspor Indonesia di pasar Amerika.

Meski demikian, JP Morgan juga mengingatkan bahwa risiko penurunan laba per saham (EPS) korporasi masih ada, terutama akibat kondisi makroekonomi global yang belum sepenuhnya pulih dan dampak lanjutan dari implementasi tarif. Namun, secara keseluruhan, kesepakatan ini adalah sebuah kemenangan strategis yang memberikan sentimen positif luar biasa.

BACA JUGA: Pilar Ekonomi Era Digital UKM: Usaha Kecil dan Menengah

RAPBN 2026 JP Morgan Optimisme Pasar Semakin Diperkuat

RAPBN 2026 JP Morgan Optimisme Pasar Semakin Diperkuat
RAPBN 2026 JP Morgan Optimisme Pasar Semakin Diperkuat

Optimisme pasar semakin diperkuat oleh Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 yang diumumkan pemerintah. Anggaran ini dinilai berhasil menemukan titik keseimbangan ideal antara mendorong konsumsi dan investasi dengan tetap menjaga disiplin fiskal yang kuat sebuah sinyal yang sangat disukai oleh investor.

Beberapa target dan alokasi kunci dalam RAPBN 2026 antara lain:

  • Target Pertumbuhan PDB: Dipatok sebesar 5,4%, lebih tinggi dari outlook 2025 yang berada di kisaran 4,7–5,0%.
  • Defisit Fiskal: Diperkirakan turun menjadi 2,48% dari PDB, menunjukkan komitmen kuat terhadap kesehatan fiskal.
  • Pendapatan Fiskal: Diproyeksikan tumbuh 9,8%, menandakan optimisme terhadap aktivitas ekonomi.

Pemerintahan Presiden Prabowo juga menegaskan komitmennya pada reformasi struktural, seperti pemberantasan korupsi, efisiensi belanja pemerintah, dan reformasi birokrasi.

Alokasi anggaran yang signifikan pada program-program strategis menunjukkan fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan sosial.

Misalnya, program Makanan Bergizi Gratis mendapat alokasi fantastis sebesar Rp335 triliun, sementara anggaran pendidikan (US45miliar)dankesehatan(US15 miliar) juga mengalami kenaikan signifikan.

BACA JUGA: Strategi Jitu Bank di Era Digital Banking dan QRIS FBI

Jangka Pendek dan Sektor-Sektor Prospektif

Untuk jangka pendek, JP Morgan menyoroti potensi percepatan belanja negara pada paruh kedua tahun 2025. Pemerintah telah menyiapkan stimulus tambahan senilai US$1,5 miliar (sekitar Rp24 triliun) yang sebagian besar akan dialokasikan untuk bantuan sosial dan subsidi upah. Langkah ini diperkirakan akan menjadi bahan bakar bagi daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan konsumsi domestik.

Kombinasi dari valuasi pasar yang masih murah dan dorongan stimulus ini membuat beberapa sektor menjadi sangat menarik. JP Morgan memprediksi sektor-sektor berikut akan menjadi penerima manfaat utama:

  • Barang Konsumsi (Consumer Goods): Didorong langsung oleh peningkatan daya beli melalui bantuan sosial dan subsidi upah.
  • Properti: Pelonggaran kebijakan moneter dan sentimen ekonomi yang positif dapat membangkitkan kembali sektor properti.
  • Perbankan: Peningkatan aktivitas ekonomi dan kredit akan berdampak positif pada kinerja sektor perbankan.
  • Bahan Baku & Transportasi: Seiring dengan meningkatnya aktivitas industri dan perdagangan pasca-kesepakatan dagang.

BACA JUGA: Strategi Buyback Saham BBHI: Sinyal Allo Bank Undervalued

Penutup

Prospek ekonomi Indonesia dinilai sangat menjanjikan berkat sinergi dari tiga faktor kuat: keberhasilan diplomasi dagang dengan AS, kebijakan fiskal yang ekspansif namun tetap disiplin dalam RAPBN 2026, serta stimulus jangka pendek yang siap mendorong konsumsi.

Analisis JP Morgan mengonfirmasi bahwa fundamental ekonomi domestik yang solid, ditambah dengan kebijakan strategis pemerintah, menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi yang atraktif di tengah dinamika ekonomi global.

Bagi investor, momentum positif ini membuka peluang di berbagai sektor unggulan yang siap diuntungkan oleh gelombang pertumbuhan yang akan datang.

Related Post

Tinggalkan komentar