Rahasia QRIS: Transaksi Digital Tumbuh Pesat 148%. Pernahkah Anda bayangkan sehari tanpa dompet? Pagi hari membeli kopi di kedai langganan, siang hari membayar makan siang di warteg favorit, hingga malam hari berbelanja kebutuhan di toko kelontong, semua hanya dengan satu pindaian dari ponsel.
Bagi jutaan masyarakat Indonesia, skenario ini bukan lagi angan-angan, melainkan kenyataan sehari-hari. Inilah era transaksi digital yang dimotori oleh satu nama QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard).
Pada Juni 2025, Bank Indonesia (BI) merilis data yang mengejutkan. Volume transaksi QRIS melonjak secara fenomenal sebesar 148,5% secara tahunan (year-on-year), dengan nilai transaksi menembus angka fantastis Rp317 triliun pada kuartal kedua 2025.
Angka ini bukan sekadar statistik ini adalah bukti nyata dari pergeseran fundamental dalam perilaku konsumen dan cerminan keberhasilan Indonesia dalam mengakselerasi inklusi keuangan. Pertanyaannya, apa rahasia di balik ledakan pertumbuhan ini? Mari kita bedah lebih dalam.
Table Of Contents
1. Pengalaman Pengguna yang Fleksibel
Kunci utama kesuksesan QRIS terletak pada kesederhanaannya. Sebelum ada QRIS, lanskap pembayaran digital cukup terfragmentasi. Setiap penyedia layanan pembayaran digital (PJP) memiliki QR code sendiri, memaksa pedagang untuk memajang berbagai macam kode di meja kasir mereka dan konsumen untuk memiliki banyak aplikasi.
QRIS datang sebagai juru selamat. Dengan standarisasi dari Bank Indonesia, satu QR code kini berlaku untuk semua.
- Bagi Konsumen: Prosesnya semudah membuka aplikasi, memindai, memasukkan nominal, dan mengotorisasi dengan PIN. Tidak perlu lagi khawatir apakah aplikasi A bisa digunakan di toko B. Kemudahan ini menghilangkan friksi dan keraguan, mendorong adopsi massal.
- Bagi Pedagang (Merchant): Cukup satu QR code untuk menerima pembayaran dari aplikasi manapun. Ini tidak hanya menyederhanakan proses di kasir tetapi juga mempermudah rekonsiliasi keuangan. Dari kedai kopi artisan di kota besar hingga warung kelontong di pelosok desa, semua bisa ikut serta dalam ekosistem digital dengan mudah.
Pendekatan yang berpusat pada pengalaman pengguna inilah yang menjadi fondasi kokoh bagi pertumbuhan eksponensial QRIS.
BACA JUGA: Strategi Jitu Bank di Era Digital Banking dan QRIS FBI
2. Rahasia QRIS UMKM Di Permudahkan Ekonomi Indonesia

Rahasia besar kedua adalah merangkul tulang punggung ekonomi Indonesia: Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Data dari BI menunjukkan bahwa hingga Juni 2025, terdapat 39,3 juta merchant QRIS, dan 93,16% di antaranya adalah UMKM.
Ini adalah sebuah pencapaian luar biasa. QRIS memberikan UMKM akses ke dunia transaksi digital yang sebelumnya terasa jauh dan rumit.
- Efisiensi Operasional: Mengurangi ketergantungan pada uang tunai berarti mengurangi risiko uang palsu, menghilangkan kerumitan mencari uang kembalian, dan mempermudah pencatatan transaksi.
- Peningkatan Penjualan: Dengan menerima pembayaran non-tunai, UMKM membuka pintu bagi pelanggan yang lebih luas, terutama generasi muda yang semakin jarang membawa uang tunai.
- Akses ke Permodalan: Catatan transaksi digital yang rapi menjadi rekam jejak keuangan yang sah, mempermudah UMKM untuk mengajukan pinjaman atau kredit usaha ke lembaga keuangan formal. Ini adalah langkah krusial dalam meningkatkan skala bisnis mereka.
Dengan memberdayakan jutaan UMKM, QRIS tidak hanya mendorong transaksi digital tetapi juga secara langsung memperkuat fondasi ekonomi nasional.
3. Peran Sentral Bank Indonesia Melalui QRIS
QRIS bukanlah sebuah kebetulan, melainkan hasil dari visi, strategi, dan regulasi yang matang dari Bank Indonesia. Sebagai regulator, BI tidak hanya menciptakan standar, tetapi juga aktif mendorong, mengedukasi, dan berinovasi.
- Standardisasi dan Interoperabilitas: Langkah BI untuk menyatukan berbagai QR code ke dalam satu standar QRIS adalah terobosan utama yang menciptakan efisiensi dan kemudahan bagi seluruh ekosistem.
- Edukasi dan Sosialisasi: BI bersama industri gencar melakukan kampanye untuk mengedukasi masyarakat dan pedagang tentang manfaat dan keamanan menggunakan QRIS. Gerakan seperti “Wisata dengan Keuangan Digital” turut mempercepat adopsi di berbagai daerah.
- Inovasi Berkelanjutan: BI tidak berhenti pada fitur pembayaran dasar. Peluncuran fitur QRIS TUNTAS (Tarik Tunai, Transfer, dan Setor Tunai) serta pengembangan QRIS Lintas Batas (Cross-Border) dengan negara seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura (dan segera Tiongkok pada akhir 2025) menunjukkan visi jangka panjang untuk menjadikan QRIS sebagai infrastruktur pembayaran yang komprehensif dan berdaya saing global.
Kehadiran BI sebagai otoritas yang tepercaya memberikan jaminan keamanan dan keandalan, membangun kepercayaan (trust) yang esensial bagi adopsi teknologi keuangan.
BACA JUGA: QRIS: Definisi, Tujuan, Fungsi, Manfaat, dan Cara Membuatnya
4. Momentum Perubahan Perilaku Digital Native
Faktor terakhir yang tak kalah penting adalah perubahan perilaku masyarakat itu sendiri. Pandemi COVID-19 menjadi katalisator yang mempercepat peralihan ke transaksi non-tunai dan nirsentuh. Kebiasaan baru ini ternyata terus berlanjut dan bahkan menguat pasca-pandemi.
Generasi muda, yang merupakan digital native, secara alami lebih mudah mengadopsi teknologi seperti QRIS. Mereka menjadi agen perubahan yang menularkan kebiasaan ini ke lingkungan sekitar mereka. Kemudahan, kecepatan, dan promosi yang sering ditawarkan oleh penyedia layanan pembayaran digital semakin memperkuat tren ini.
Masyarakat kini melihat QRIS bukan lagi sebagai alternatif, tetapi sebagai metode pembayaran utama yang lebih efisien dan modern.
Revolusi Transaksi Digital: Apa Selanjutnya?
Dengan pencapaian 93% dari target volume transaksi tahunan yang sudah tercapai di pertengahan tahun, momentum QRIS diprediksi akan terus berlanjut. Ekspansi fitur, perluasan kerjasama lintas negara, dan integrasi yang lebih dalam dengan berbagai layanan digital akan menjadi fokus utama ke depan.
Kisah sukses QRIS adalah cerita tentang kolaborasi, inovasi, dan visi. Ini adalah bukti bahwa ketika teknologi dirancang untuk menjadi inklusif dan memecahkan masalah nyata, adopsi massal hanyalah masalah waktu.
Lonjakan 148% bukan hanya sebuah angka kemenangan, melainkan tonggak sejarah dalam perjalanan Indonesia menjadi masyarakat digital yang maju, inklusif, dan berdaya saing global. Revolusi transaksi digital telah dimulai, dan QRIS berada tepat di jantungnya. Tentu, berikut adalah bagian kesimpulan yang merangkum keseluruhan artikel dan memberikan penutup yang kuat.
BACA JUGA: Pilar Ekonomi Era Digital UKM: Usaha Kecil dan Menengah
Penutup
Ledakan transaksi QRIS hingga 148% bukanlah sekadar cerita tentang teknologi pembayaran. Ini adalah narasi besar tentang transformasi ekonomi Indonesia yang berjalan di jalur yang tepat jalur digitalisasi yang inklusif. Rahasia kesuksesannya tidak tunggal, melainkan sebuah simfoni yang harmonis dari empat elemen kunci.
Kesederhanaan yang Memberdayakan: Desain yang intuitif dan berpusat pada pengguna berhasil meruntuhkan hambatan adopsi teknologi. Merangkul Ekonomi Kerakyatan Fokus pada UMKM sebagai tulang punggung adopsi telah mengubah QRIS menjadi alat pemerataan ekonomi.
Visi Regulator yang Jelas: Peran proaktif Bank Indonesia dalam standardisasi, inovasi, dan edukasi memberikan fondasi kepercayaan dan arah yang pasti. Momentum Perilaku Masyarakat: Adopsi yang didorong oleh kebutuhan nyata masyarakat akan transaksi digital yang lebih efisien, aman, dan modern.
Dari secangkir kopi di pagi hari hingga transaksi bisnis lintas negara, QRIS telah membuktikan dirinya lebih dari sekadar kode QR. Ia adalah infrastruktur vital yang menopang mimpi Indonesia untuk menjadi raksasa ekonomi digital di Asia Tenggara. Fenomena ini mengajarkan kita bahwa inovasi terbaik adalah inovasi yang mampu menyentuh dan memudahkan kehidupan seluruh lapisan masyarakat. Masa depan ekonomi Indonesia kini benar-benar ada di ujung pindaian kita semua.