RINGKASAN
- Harga Emas Rebound Menjelang Data Penting: Harga emas bangkit ke US$3.747,59 pada Kamis (25/9) pagi setelah sempat melemah, namun investor menahan diri menjelang rilis data inflasi PCE AS yang menjadi acuan utama kebijakan The Fed.
- Data Inflasi PCE AS Jadi Kunci: Arah pergerakan harga emas selanjutnya sangat bergantung pada data PCE. Jika inflasi melandai, ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed akan menguat dan mendorong harga emas naik.
- Kebijakan The Fed sebagai Penentu Utama: Pasar memprediksi adanya pemangkasan suku bunga pada Oktober dan Desember. Kebijakan The Fed untuk menaikkan atau menurunkan suku bunga akan menjadi faktor dominan yang mempengaruhi kekuatan Dolar AS dan daya tarik emas.
- Geopolitik Rusia Jadi Penopang Harga: Ketegangan geopolitik yang terus berlanjut, terutama terkait konflik Rusia-Ukraina, menjaga permintaan emas sebagai aset lindung nilai (safe haven) dan mencegah penurunan harga yang lebih dalam.
Emas Rebound ke $3.747, Sinyal The Fed Jadi Penentu Arah? Harga emas kembali menunjukkan kekuatannya dengan bangkit ke level US$3.747,59 per troy ounce pada perdagangan Kamis (25/9/2025) pagi. Kenaikan ini menjadi nafas segar bagi investor setelah logam mulia ini sempat terkoreksi tajam pada sesi sebelumnya.
Pergerakan pasar masih diselimuti kehati-hatian, dengan semua mata kini tertuju pada rilis data ekonomi krusial dari Amerika Serikat (AS) yang akan menjadi penentu arah kebijakan The Fed selanjutnya.
Kenaikan harga emas pagi ini merupakan rebound teknikal setelah kemarin sempat anjlok 0,8% dan ditutup di level US3.734,58 per troy ounce. Pelemahan tersebut terjadi akibat aksi ambil untung ( profit−taking ) investor pasca emas sempat menyentuh rekor tertingginya dilevel US3.790,82 pada Selasa (23/9).
Penguatan Indeks Dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga menjadi faktor penekan yang membuat emas lebih mahal dan kurang menarik bagi investor. Kini, pasar berada dalam mode tunggu dan lihat, menantikan data fundamental yang dapat menggerakkan pasar secara signifikan.
Table Of Contents
Data Inflasi PCE dan Kebijakan The Fed
Penentu utama pergerakan harga emas dalam jangka pendek adalah rilis data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditures/PCE) AS yang dijadwalkan pada hari Jumat. Data PCE merupakan indikator inflasi favorit The Fed, bank sentral AS, dalam merumuskan kebijakan moneternya.
Mengapa data ini begitu penting?
1. Data PCE Panas (Inflasi Tinggi)
Angka inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan akan memberikan tekanan pada The Fed untuk mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama, atau bahkan menunda rencana pemangkasan suku bunga.
Skenario ini akan berdampak negatif bagi emas, karena suku bunga yang tinggi meningkatkan biaya peluang memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas. Dolar AS juga berpotensi menguat, menekan harga emas lebih dalam.
2. Data PCE Dingin (Inflasi Melandai)
Sebaliknya, jika data menunjukkan inflasi telah melandai sesuai atau di bawah ekspektasi, ini akan memperkuat keyakinan pasar bahwa The Fed akan segera memangkas suku bunga. Peluang penurunan suku bunga akan membuat dolar AS melemah dan emas menjadi lebih menarik sebagai aset investasi.
Berdasarkan CME FedWatch Tool, para pelaku pasar saat ini memproyeksikan probabilitas sebesar 94% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Oktober, dan probabilitas 77% untuk pemangkasan lanjutan pada bulan Desember. Hasil data PCE akan menjadi konfirmasi penting bagi ekspektasi pasar ini.
Ekonomi AS dan Geopolitik sebagai Penopang Harga Emas
Meskipun fokus utama tertuju pada inflasi, kondisi Ekonomi AS secara keseluruhan tetap menjadi perhatian. Data klaim pengangguran mingguan yang dirilis hari ini akan memberikan gambaran mengenai kesehatan pasar tenaga kerja. Pelemahan di pasar tenaga kerja dapat menjadi alasan tambahan bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneternya.
Di sisi lain, faktor ketegangan geopolitik dengan Rusia terus memberikan dasar dukungan bagi harga emas. Eskalasi konflik, seperti serangan yang dilaporkan militer Ukraina terhadap stasiun pompa minyak di Rusia, meningkatkan ketidakpastian global.
Dalam situasi seperti ini, emas berperan sebagai aset lindung nilai (safe haven) yang dicari investor untuk mengamankan kekayaan mereka dari risiko pasar. Faktor inilah yang menahan harga emas dari kejatuhan yang lebih dalam di tengah sentimen suku bunga tinggi.
Emas Rebound ke $3.747, Pergerakan Logam Mulia Lainnya
Pergerakan harga emas juga diikuti oleh logam mulia lainnya. Pada perdagangan terakhir, harga perak spot tercatat turun tipis 0,4% ke US43,84 per ounce.
Sementara itu, platinum melemah 0,71.468,44, dan paladium juga terkoreksi 0,7% ke posisi US$1.211,45. Pergerakan ini menunjukkan sentimen kehati-hatian yang meluas di pasar komoditas menjelang rilis data ekonomi penting.
Penutup
Harga emas berada di persimpangan jalan. Rebound ke level US$3.747,59 menunjukkan bahwa minat beli masih ada, terutama didukung oleh fungsi emas sebagai aset aman di tengah ketidakpastian geopolitik. Namun, awan ketidakpastian terbesar datang dari arah kebijakan moneter The Fed.
Data inflasi PCE AS yang akan datang akan menjadi katalisator utama. Angka yang dirilis akan menentukan apakah The Fed mendapatkan lampu hijau untuk memulai siklus pelonggaran kebijakan, sebuah skenario yang sangat dinantikan oleh pasar emas.
Bagi para pembisnis, pengusaha, dan investor di Indonesia, memantau data ini menjadi krusial untuk memproyeksikan arah harga emas dan mengambil keputusan investasi yang strategis dalam beberapa waktu ke depan.