RINGKASAN
- Proyeksi IHSG ke 8.170: Didukung oleh rekor tertinggi pekan lalu dan sentimen positif, IHSG diproyeksikan bergerak dalam rentang support 7.980 hingga resistance 8.170 pada pekan ini.
- Katalis Penguatan Utama: Penguatan didorong oleh sentimen domestik seperti kesepakatan dagang RI-Uni Eropa dan stabilitas Rupiah, serta harapan global bahwa The Fed akan memangkas suku bunga.
- Data Makro Jadi Penentu: Investor perlu mencermati rilis data inflasi dan neraca perdagangan domestik, serta data pasar tenaga kerja AS yang akan memengaruhi kebijakan The Fed dan arah pasar.
- Aliran Dana Asing Kuat: Kepercayaan investor asing yang tinggi tercermin dari aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp5,09 triliun pada pekan lalu, menjadi sinyal positif bagi keberlanjutan tren penguatan.
IHSG Berpotensi Tembus 8.170, Cermati Data Makro Ini. Pasar saham Indonesia menunjukkan performa impresif setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencetak rekor tertinggi sepanjang masa atau all-time high (ATH) baru pada pekan lalu.
Kini, mata investor tertuju pada serangkaian rilis data makroekonomi penting, baik dari dalam negeri maupun global, yang berpotensi menjadi bahan bakar bagi IHSG untuk melanjutkan penguatannya menuju level psikologis baru di 8.170.
Momentum positif ini bukanlah tanpa dasar. Mengacu pada data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 22-26 September 2025, IHSG ditutup menguat 0,60% ke level 8.099,33. Puncaknya, indeks sempat menyentuh level 8.126,55 pada Rabu (24/9/2025), sebuah rekor baru yang menandakan tingginya optimisme pasar.
Kenaikan ini juga diiringi oleh peningkatan kapitalisasi pasar BEI menjadi Rp14.888 triliun dan aksi beli bersih investor asing (net buy) yang mencapai Rp5,09 triliun dalam sepekan, menunjukkan derasnya arus modal yang masuk.
Table Of Contents
Katalis Domestik dan Global Pendorong Optimisme
Penguatan IHSG tidak terjadi di ruang hampa. Sejumlah sentimen positif menjadi motor penggeraknya. Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, David Kurniawan, menyoroti beberapa faktor kunci. Pertama adalah kesepakatan dagang antara Indonesia dan Uni Eropa yang berhasil mencapai titik terang. Kesepakatan ini mencakup pemangkasan tarif hingga 80% untuk produk ekspor Indonesia mulai tahun 2027, yang secara langsung meningkatkan prospek pendapatan emiten berorientasi ekspor.
Kedua, stabilitas nilai tukar Rupiah yang terjaga dengan baik oleh Bank Indonesia (BI) memberikan rasa aman bagi investor asing. Kepercayaan ini krusial untuk menjaga aliran dana tetap masuk ke pasar domestik. Ditambah lagi, kebijakan Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa, yang memastikan tidak akan ada kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada 2026, memberikan angin segar bagi saham-saham di sektor rokok.
Dari sisi global, sentimen utama datang dari harapan pasar terhadap kebijakan moneter The Federal Reserve AS. Pasar global kini optimistis bahwa The Fed akan kembali memangkas suku bunga acuannya. Jika ini terjadi, imbal hasil aset di negara maju seperti AS akan menjadi kurang menarik, sehingga mendorong investor untuk mengalihkan dananya ke emerging markets seperti Indonesia yang menawarkan potensi pertumbuhan lebih tinggi.
Fokus Utama Pekan Ini: Rilis Data Ekonomi Kunci
Meskipun fondasi optimisme telah terbangun, pergerakan IHSG pada pekan ini akan sangat dipengaruhi oleh rilis data-data ekonomi terbaru. Investor perlu mencermati beberapa agenda penting berikut:
- Data Domestik: Rilis data inflasi, neraca perdagangan, dan indeks manufaktur Indonesia akan menjadi sorotan utama. Data inflasi yang terkendali akan memberikan ruang bagi BI untuk mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif. Sementara itu, neraca perdagangan yang surplus dan indeks manufaktur yang ekspansif akan menjadi konfirmasi bahwa mesin ekonomi domestik berjalan solid.
- Data Eksternal (AS): Pasar akan menantikan data manufaktur, sektor jasa, dan yang terpenting, data pasar tenaga kerja AS. Data seperti ADP Employment, non-farm payrolls, dan tingkat pengangguran akan menjadi petunjuk utama bagi The Fed dalam menentukan arah kebijakan suku bunga berikutnya. Data tenaga kerja yang sedikit melunak dapat memperkuat ekspektasi pasar akan pemangkasan suku bunga.
Analisis Teknikal dan Proyeksi Pergerakan IHSG Berpotensi Tembus
Menurut analisis Tim Riset Phintraco Sekuritas, secara teknikal IHSG menunjukkan sinyal pergerakan yang variatif namun cenderung menguat. Meskipun indikator Histogram MACD menunjukkan pelemahan momentum positif dan Stochastic RSI sempat mengalami death cross, IHSG terbukti mampu bertahan di atas level Moving Average 5 (MA5). Ini mengindikasikan bahwa support jangka pendek masih cukup kuat untuk menahan tekanan jual.
Dengan mempertimbangkan kombinasi antara sentimen positif yang ada dan penantian rilis data penting, IHSG diperkirakan berpotensi bergerak pada kisaran level 7.980-8.170 pada pekan ini. Level 7.980 akan menjadi area support krusial, sementara 8.170 merupakan target resistance terdekat yang berpeluang diuji jika data-data yang dirilis sesuai dengan ekspektasi pasar.
Penutup
Prospek IHSG untuk melanjutkan tren bullish dalam jangka pendek terlihat sangat terbuka. Dukungan dari kesepakatan dagang, stabilitas Rupiah, kebijakan fiskal yang kondusif, serta harapan pelonggaran moneter The Fed menjadi fondasi yang kokoh.
Investor harus tetap waspada dan mencermati rilis data makroekonomi pekan ini yang akan menjadi penentu arah pasar selanjutnya. Jika sentimen positif terus berlanjut dan dikonfirmasi oleh data ekonomi yang solid, bukan tidak mungkin level 8.170 akan segera tercapai, membuka jalan bagi rekor-rekor baru di masa mendatang.
Disclaimer: Artikel ini bertujuan untuk tujuan edukasi dan informasi, bukan merupakan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Segala keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca.