IHSG Merah di Awal Pekan? 5 Saham Ini Potensi Cuan

IHSG Merah di Awal Pekan? 5 Saham Ini Potensi Cuan
IHSG Merah di Awal Pekan? 5 Saham Ini Potensi Cuan

RINGKASAN

  • IHSG Tumbang Awali Pekan: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 11,08 poin (-0,14%) ke level 8.040,04 pada perdagangan Senin, 22 September 2025, menandakan awal pekan yang menantang bagi investor.
  • Mayoritas Indeks Melemah: Pelemahan IHSG diikuti oleh indeks saham unggulan lainnya, termasuk LQ45 yang terkoreksi 0,95% dan IDX30 yang turun 0,35%, menunjukkan tekanan jual yang cukup luas di pasar.
  • 5 Saham Potensi Cuan: Meskipun pasar lesu, terdapat lima saham yang berpotensi cuan dan menjadi top gainers, yaitu PT Star Pacific Tbk (LPLI), PT Indospring Tbk (INDS), PT Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP), PT Atlas Resources Tbk (ARII), dan PT Steady Safe Tbk (SAFE).
  • Kenaikan Saham Signifikan: Saham SAFE menjadi sorotan dengan lonjakan 34,43%, sementara LPLI, INDS, PUDP, dan ARII kompak menguat signifikan sebesar 25%, menunjukkan adanya peluang di tengah koreksi IHSG.
  • Strategi Investor Saat Pasar Merah: Investor disarankan untuk tetap tenang, melakukan analisis fundamental, dan mempertimbangkan diversifikasi portofolio untuk memanfaatkan peluang beli saat IHSG tumbang dan pasar sedang terkoreksi.

ℹ️ Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI

IHSG Merah di Awal Pekan? 5 Saham Ini Potensi Cuan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) harus rela terkoreksi dan ditutup di zona merah pada perdagangan awal pekan, Senin (22/9/2025). Pelemahan ini menjadi sinyal bagi investor untuk lebih cermat dalam memilih portofolio investasi mereka.

Berdasarkan data perdagangan, IHSG ditutup melemah 11,08 poin atau setara 0,14 persen ke level 8.040,04. Padahal, pada penutupan perdagangan akhir pekan sebelumnya, Jumat (19/9/2025), IHSG sempat ditutup menguat sebesar 42,68 poin (+0,53 persen) ke level 8.051,12. Investor perlu waspada namun tak perlu panik, karena di tengah koreksi pasar, selalu ada peluang yang bisa dimanfaatkan.

Pergerakan IHSG dan Indeks Saham Lainnya

Meskipun sempat dibuka menguat di level 8.082,26, IHSG tidak mampu mempertahankan posisinya dan bergerak fluktuatif cenderung melemah sepanjang hari. Level tertinggi yang sempat disentuh adalah 8.087,93, sementara level terendahnya berada di posisi 8.005,35.

Koreksi IHSG juga diikuti oleh mayoritas indeks saham unggulan lainnya. Berikut adalah rinciannya:

  • LQ45: Melemah 0,95 persen ke level 802,291
  • IDX30: Melemah 0,35 persen ke level 421,07
  • IDX80: Melemah 0,78 persen ke level 122,076
  • IDXESGL: Melemah 0,73 persen ke level 145,867
  • IDXQ30: Melemah 0,85 persen ke level 133,832

Total nilai transaksi yang tercatat mencapai Rp23,08 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 39,85 miliar lembar saham. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 2,31 juta kali. Dari seluruh saham yang diperdagangkan, sebanyak 297 saham mengalami pelemahan, 371 saham menguat, dan 132 saham lainnya stagnan.

BACA JUGA: Indeks Bisnis-27 Merah, Apa Penyebab 3 Saham Ini Anjlok?

Analisis Penyebab Pelemahan IHSG

Pelemahan IHSG di awal pekan ini dipengaruhi oleh kombinasi sentimen global dan domestik. Secara global, ketidakpastian ekonomi di beberapa negara maju masih menjadi momok bagi pasar keuangan. Sementara itu, dari dalam negeri, investor cenderung mengambil sikap wait and see menantikan rilis data-data ekonomi penting yang akan diumumkan dalam waktu dekat.

Meskipun demikian, para analis tetap optimis terhadap prospek jangka menengah hingga panjang pasar saham Indonesia. Fundamental ekonomi yang solid dan potensi pertumbuhan bisnis emiten di berbagai sektor menjadi alasan utama optimisme tersebut. Pelemahan yang terjadi saat ini dapat dilihat sebagai sebuah koreksi sehat setelah penguatan yang terjadi beberapa waktu sebelumnya.

BACA JUGA: IHSG Gagal Rekor, Saham BRMS, BBCA, & AMMN Kompak Anjlok

5 Saham Pilihan yang Berpotensi Cuan

Di tengah pasar yang sedang bergejolak, beberapa saham justru menunjukkan performa yang impresif dan memiliki potensi untuk terus menguat. Berikut adalah lima saham yang bisa menjadi pertimbangan bagi para investor:

  1. PT Star Pacific Tbk (LPLI): Saham LPLI berhasil menjadi salah satu top gainer dengan penguatan sebesar 25 persen ke level Rp515 per saham. Kenaikan signifikan ini didukung oleh sentimen positif dari rencana ekspansi bisnis perseroan di sektor properti dan perhotelan.
  2. PT Indospring Tbk (INDS): Sama seperti LPLI, saham INDS juga meroket 25 persen dan ditutup pada harga Rp280 per saham. Sebagai salah satu produsen pegas terbesar, INDS diuntungkan oleh meningkatnya permintaan dari sektor otomotif yang terus pulih.
  3. PT Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP): Emiten di sektor properti ini juga mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 25 persen ke level Rp300 per saham. Kinerja positif ini sejalan dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap properti residensial dan komersial di lokasi-lokasi strategis.
  4. PT Atlas Resources Tbk (ARII): Di tengah fluktuasi harga komoditas, ARII mampu membukukan penguatan 25 persen menjadi Rp340 per saham. Kenaikan harga batu bara acuan menjadi salah satu katalis positif utama bagi kinerja saham emiten pertambangan ini.
  5. PT Steady Safe Tbk (SAFE): Saham SAFE mencatatkan kenaikan paling fantastis sebesar 34,43 persen dan ditutup di level Rp246 per saham. Sentimen positif datang dari inovasi layanan transportasi yang diluncurkan perseroan serta membaiknya mobilitas masyarakat pasca-pandemi.

BACA JUGA: Laba Himbara H1/2025: BMRI Unggul Tipis dari BBRI, Siapa Jawara?

Penutup

Meskipun IHSG mengawali pekan dengan pelemahan, hal ini tidak serta merta menutup peluang untuk mendapatkan keuntungan. Koreksi pasar justru seringkali membuka kesempatan bagi investor untuk mengakumulasi saham-saham fundamental bagus di harga yang lebih rendah.

Bagi para investor, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman, kunci utamanya adalah tetap tenang dan tidak panik. Lakukan analisis mendalam sebelum mengambil keputusan investasi. Perhatikan kinerja fundamental perusahaan, prospek industri, serta sentimen pasar secara keseluruhan.

Diversifikasi portofolio juga menjadi strategi penting untuk meminimalisir risiko di tengah kondisi pasar yang tidak menentu. Dengan strategi yang tepat, peluang untuk “cuan” akan selalu terbuka, bahkan ketika IHSG sedang berada di zona merah.

Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan edukatif, bukan merupakan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Segala keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca. Lakukan riset mendalam atau konsultasikan dengan penasihat keuangan profesional sebelum mengambil keputusan investasi.

Related Post

Tinggalkan komentar