Kredit BBNI Melesat 7,1%, Optimis Capai Target 10% 2025, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menunjukkan performa finansial yang solid pada paruh pertama tahun 2025. Dengan catatan pertumbuhan penyaluran kredit yang mencapai 7,1% secara tahunan (YoY) per Juni 2025, BNI memancarkan sinyal optimisme yang kuat untuk mencapai target pertumbuhan kredit tahunan yang ambisius, yakni di kisaran 8% hingga 10%.
Kinerja impresif ini bukan sekadar angka, melainkan fondasi kokoh yang dibangun melalui strategi diversifikasi portofolio yang matang dan fokus pada segmen-segmen berisiko rendah. Lantas, faktor apa saja yang mendorong keyakinan BNI, dan bagaimana strategi perseroan untuk menavigasi sisa tahun 2025?
Table Of Contents
Fondasi Kuat Juni 2025 dari Kinerja Semester Pertama BBNI
Hingga akhir Juni 2025, BBNI berhasil menyalurkan kredit senilai Rp778,7 triliun. Angka ini merefleksikan kenaikan signifikan sebesar 7,1% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Capaian ini menjadi modal penting bagi perseroan untuk memasuki semester kedua, periode yang secara historis menjadi puncak siklus penyaluran kredit.
Head of Investor Relations BNI, Yohan Setio, dalam acara Public Expose Live, Senin (8/9/2025), menjelaskan bahwa tren historis menunjukkan akselerasi permintaan kredit pada semester kedua, khususnya pada kuartal keempat.
“Secara historis, siklus pemberian kredit cenderung lebih berat pada semester II, terutama kuartal keempat. Pasalnya, siklus modal kerja atau siklus investasi dari perusahaan biasanya terjadi di penghujung tahun,” ungkap Yohan. Berdasarkan pola yang telah terbukti ini, BNI memproyeksikan laju pertumbuhan kredit akan semakin cepat di sisa tahun ini. “Melihat tren sejauh ini, kami masih optimis bahwa penyaluran kredit kita masih dapat mencapai target 8%-10%,” tambahnya.
Dua Pertumbuhan Kredit BBNI Melesat: Korporasi dan Konsumer
Kekuatan utama pertumbuhan kredit BNI ditopang oleh dua segmen andalan: korporasi dan konsumer. Keduanya mencatatkan pertumbuhan dua digit yang mengesankan dan menjadi pilar utama dalam pencapaian target perseroan.
1. Segmen Korporasi
Segmen korporasi masih menjadi kontributor terbesar dengan penyaluran kredit mencapai Rp435,8 triliun, atau tumbuh solid sebesar 10,4% YoY. Pertumbuhan ini didorong oleh pembiayaan strategis kepada korporasi swasta papan atas, BUMN, serta institusi pemerintah.
Strategi BNI di segmen ini sangat jelas: fokus pada korporasi blue chip. Pilihan ini bukan tanpa alasan. Perusahaan blue chip dianggap lebih resilien terhadap gejolak ekonomi, memiliki siklus modal kerja yang lebih mudah diprediksi, dan tidak terlalu volatil. Pendekatan ini memastikan pertumbuhan kredit yang berkualitas dan berkelanjutan.
Yohan menambahkan bahwa permintaan kredit yang kuat datang dari sektor-sektor strategis seperti fast-moving consumer goods (FMCG) dan industri terkait teknologi telekomunikasi, khususnya pembangunan data center dan menara telekomunikasi yang kian masif.
2. Segmen Konsumer
Di sisi lain, segmen konsumer juga menunjukkan taringnya dengan pertumbuhan 10,7% YoY, menjadikan total portofolionya sebesar Rp147,0 triliun. Pertumbuhan ini terutama disokong oleh produk pinjaman pribadi (personal loan) yang naik 11,7% dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang tumbuh 9,9%.
Meski pertumbuhannya agresif, BNI menerapkan prinsip kehati-hatian. Di tengah kondisi ekonomi yang diperkirakan hanya tumbuh di kisaran 5%, perseroan memilih untuk “tumbuh secara selektif”. Target pertumbuhan di segmen ini dipatok di kisaran 10% untuk menjaga kualitas aset dan memitigasi potensi risiko di masa depan.
BACA JUGA: Kredit UMKM BNI: Strategi Inklusif & Target Baru OJK
Pertumbuhan Tahun Terakhir BNI
Jika beberapa tahun terakhir BNI sangat mengandalkan segmen korporasi sebagai motor utama, kini perseroan mulai melihat potensi yang lebih merata di seluruh segmen. Strategi diversifikasi menjadi kunci untuk memastikan pertumbuhan yang tidak hanya cepat, tetapi juga seimbang dan berkelanjutan.
BNI kini menaruh perhatian lebih pada segmen komersial (perusahaan menengah) dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Meskipun tidak ditargetkan untuk tumbuh seagresif segmen korporasi atau konsumer, keduanya diyakini memiliki ruang pertumbuhan yang signifikan.
Untuk segmen komersial dan UMKM, BNI menargetkan pertumbuhan yang lebih moderat, yakni pada rentang 5% hingga 10%. Angka ini mencerminkan pendekatan yang bijaksana, di mana ekspansi kredit diimbangi dengan pemantauan ketat terhadap kondisi dan kualitas aset. Langkah ini bertujuan untuk membangun portofolio yang lebih beragam dan tahan banting.
BACA JUGA: Daftar 56 Kantor BNI Tutup Sementara Hari Ini (1/9)
Penutup
Optimisme BBNI untuk mencapai target pertumbuhan kredit 8% hingga 10% pada tahun 2025 bukanlah tanpa dasar. Kinerja solid 7,1% di semester pertama menjadi bukti efektivitas strategi yang dijalankan.
Didukung oleh pola historis yang menguntungkan di semester kedua serta mesin pertumbuhan dari segmen korporasi blue chip dan konsumer yang kuat, BNI berada di jalur yang tepat.
Langkah perseroan untuk melakukan diversifikasi ke segmen komersial dan UMKM sambil tetap menjaga prinsip kehati-hatian menunjukkan visi jangka panjang untuk membangun pertumbuhan yang seimbang dan berkelanjutan.
Dengan demikian, BBNI tidak hanya berfokus pada pencapaian target jangka pendek, tetapi juga pada penguatan fundamental bisnis untuk menghadapi dinamika ekonomi di masa depan.