Cara Optimasi Interaction to Next Paint (INP) CWSA, kecepatan dan responsivitas situs web sangat berpengaruh terhadap pengalaman pengguna dan peringkat di mesin pencari. Salah satu metrik penting dalam Core Web Vitals adalah Interaction to Next Paint (INP).
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang cara optimasi Interaction to Next Paint (INP) untuk memastikan situs web Anda memiliki kinerja terbaik.
Table Of Contents
Apa itu Interaction to Next Paint (INP)?

Interaction to Next Paint (INP) adalah metrik penting dalam dunia pengembangan web yang mengukur waktu yang dibutuhkan dari saat pengguna pertama kali melakukan interaksi hingga tampilan berikutnya muncul di layar.
Interaksi yang dimaksud bisa berupa berbagai tindakan seperti klik, ketukan, atau input lainnya yang dilakukan pengguna. Interaksi Interaction to Next Paint (INP) memberikan gambaran yang jelas tentang seberapa responsif sebuah situs web dalam merespons tindakan pengguna.
Sebagai contoh, bayangkan Anda mengunjungi sebuah situs web e-commerce dan mengklik tombol “Beli Sekarang”. Waktu yang diperlukan dari saat Anda mengklik tombol tersebut hingga halaman konfirmasi pembelian ditampilkan adalah apa yang diukur oleh Interaction to Next Paint (INP).
Jika waktu ini terlalu lama, pengguna mungkin merasa frustrasi dan meninggalkan situs tersebut, yang tentu saja berdampak negatif bagi pengalaman pengguna dan potensi konversi.
BACA JUGA: 23 Tools Full Stack Developer Terbaik Mendukung Kerja Remote
Kenapa Interaction to Next Paint (INP) Penting?
Interaksi Interaction to Next Paint (INP) sangat penting karena memiliki dampak langsung pada persepsi pengguna terhadap kecepatan dan kelancaran interaksi di situs Anda. Berikut beberapa alasan mengapa Interaksi Interaction to Next Paint (INP) merupakan metrik yang krusial:
1. Pengalaman Pengguna yang Lebih Baik
Ketika situs Anda merespons dengan cepat terhadap interaksi pengguna, ini menciptakan pengalaman yang lebih menyenangkan dan efisien.
Pengguna tidak perlu menunggu lama untuk melihat hasil dari tindakan mereka, sehingga mereka cenderung lebih puas dan terus menggunakan situs Anda.
2. Mengurangi Tingkat Bounce
Situs yang lambat merespons dapat membuat pengguna frustasi dan meninggalkan situs Anda sebelum mereka sempat mengeksplorasi lebih lanjut.
Dengan Interaksi Interaction to Next Paint (INP) yang baik, Anda dapat mengurangi tingkat bounce dan meningkatkan durasi kunjungan pengguna.
3. Peningkatan Konversi
Dalam konteks situs e-commerce, misalnya, respons yang cepat dapat berarti perbedaan antara melakukan penjualan atau kehilangan pelanggan potensial.
Jika pengguna merasa prosesnya cepat dan mudah, mereka lebih mungkin untuk menyelesaikan pembelian.
4. Dampak pada SEO
Google telah menegaskan bahwa metrik Core Web Vitals, termasuk Interaksi Interaction to Next Paint (INP), digunakan sebagai faktor penentu peringkat di hasil pencarian.
Dengan mengoptimalkan Interaksi Interaction to Next Paint (INP), Anda tidak hanya meningkatkan pengalaman pengguna tetapi juga meningkatkan peluang situs Anda untuk mendapatkan peringkat lebih tinggi di mesin pencari.
5. Reputasi Brand
Situs web yang responsif mencerminkan profesionalisme dan perhatian terhadap detail, yang pada gilirannya meningkatkan reputasi brand.
Pengguna cenderung mengasosiasikan situs yang cepat dan responsif dengan perusahaan yang efisien dan dapat diandalkan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interaction to Next Paint (INP)
Interaction to Next Paint (INP) adalah metrik yang sangat penting dalam menentukan responsivitas sebuah situs web.
Terdapat beberapa faktor utama yang mempengaruhi Interaction to Next Paint (INP), termasuk waktu muat halaman, responsivitas interaksi, dan proses rendering konten.
Memahami dan mengoptimalkan faktor-faktor ini dapat membantu meningkatkan Interaksi Interaction to Next Paint (INP) dan, pada gilirannya, pengalaman pengguna.
1. Waktu Muat Halaman
Waktu muat halaman yang lambat dapat berdampak negatif pada Interaction to Next Paint (INP) karena sering kali interaksi pertama pengguna tertunda hingga halaman selesai dimuat sepenuhnya.
Jika situs memerlukan waktu lama untuk dimuat, pengguna mungkin tidak bisa langsung berinteraksi dengan elemen halaman, yang memperpanjang waktu yang dibutuhkan hingga tampilan berikutnya muncul. Berikut adalah beberapa cara untuk mengoptimalkan waktu muat halaman:
- Optimasi Gambar: Menggunakan format gambar yang lebih efisien seperti WebP, serta mengompresi gambar tanpa mengurangi kualitasnya secara signifikan, dapat mengurangi waktu muat halaman.
- Minifikasi File: Mengurangi ukuran file CSS, JavaScript, dan HTML melalui minifikasi dapat mempercepat waktu muat.
- Caching: Mengimplementasikan caching di browser pengguna untuk elemen-elemen statis halaman dapat mempercepat waktu muat halaman pada kunjungan berikutnya.
- Penggunaan CDN (Content Delivery Network): CDN membantu mengurangi latency dengan mendistribusikan konten ke server yang lebih dekat dengan pengguna.
2. Responsivitas Interaksi
Responsivitas interaksi mengacu pada seberapa cepat situs merespons tindakan yang dilakukan oleh pengguna.
Hal ini sangat penting untuk Interaksi Interaction to Next Paint (INP) karena waktu yang dibutuhkan untuk memproses event dan memperbarui tampilan langsung mempengaruhi seberapa cepat pengguna merasakan respons dari situs. Faktor-faktor yang mempengaruhi responsivitas interaksi meliputi:
- Optimasi JavaScript: Mengurangi dan mengoptimalkan kode JavaScript untuk memastikan bahwa skrip berjalan dengan cepat dan efisien. Penggunaan asynchronous loading untuk skrip juga dapat membantu.
- Mengurangi Blocking Time: Blocking time terjadi ketika browser tidak dapat merespons interaksi pengguna karena sedang mengeksekusi tugas berat. Mengurangi blocking time dengan memecah tugas besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dapat meningkatkan responsivitas.
- Penggunaan Web Workers: Web Workers memungkinkan skrip berjalan di latar belakang tanpa menghalangi thread utama, sehingga interaksi tetap lancar dan cepat.
3. Rendering Konten
Proses rendering konten di browser sangat mempengaruhi seberapa cepat tampilan baru bisa ditampilkan setelah interaksi pengguna.
Rendering yang efisien memastikan bahwa konten yang relevan muncul secepat mungkin, meningkatkan Interaksi Interaction to Next Paint (INP) secara keseluruhan. Beberapa cara untuk mengoptimalkan proses rendering konten meliputi:
- Critical Rendering Path: Mengoptimalkan jalur rendering kritis memastikan bahwa elemen-elemen yang penting dimuat terlebih dahulu. Hal ini dapat mencakup penundaan pemuatan elemen non-kritis hingga setelah halaman utama selesai dirender.
- Preloading dan Prefetching: Menggunakan teknik preloading untuk sumber daya yang penting dan prefetching untuk sumber daya yang mungkin dibutuhkan berikutnya dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk merender konten.
- CSS dan JavaScript yang Efisien: Meminifikasi dan mengompresi CSS dan JavaScript, serta memanfaatkan teknik seperti deferred loading untuk skrip yang tidak mendesak, dapat membantu mempercepat rendering.
BACA JUGA: Pasang Lazyload Image Loading Blogger Dan Lazyload WordPress
Interaksi Interaction to Next Paint (INP) Memperbaiki Responsivitas

Responsivitas interaksi adalah salah satu aspek penting dalam optimasi situs web yang berdampak langsung pada Interaction to Next Paint (INP).
Untuk meningkatkan responsivitas, beberapa strategi dapat diterapkan, termasuk prioritasi interaksi penting, penggunaan debouncing dan throttling, optimasi critical rendering path, serta preloading dan prefetching sumber daya.
1. Prioritasi Interaksi Penting
Untuk memastikan bahwa pengguna mendapatkan pengalaman terbaik, interaksi yang paling sering dilakukan oleh pengguna harus direspon dengan cepat.
Langkah pertama adalah mengidentifikasi interaksi yang paling penting atau paling sering dilakukan di situs Anda.
Misalnya, pada situs e-commerce, interaksi seperti menambahkan barang ke keranjang belanja, checkout, dan pencarian produk adalah yang paling penting.
Setelah diidentifikasi, Anda dapat mengoptimalkan proses di balik interaksi tersebut untuk memastikan respons yang cepat.
- Analisis Penggunaan: Gunakan alat analisis untuk melacak interaksi pengguna dan menentukan mana yang paling sering dilakukan.
- Optimasi Proses: Setelah mengidentifikasi interaksi penting, lakukan optimasi pada bagian kode dan proses yang terkait untuk mempercepat respons. Ini bisa mencakup optimasi query database, caching hasil, atau bahkan refactoring kode.
2. Debouncing dan Throttling Event
Debouncing dan throttling adalah teknik yang digunakan untuk mengontrol frekuensi eksekusi fungsi yang dipicu oleh event pengguna.
Teknik ini sangat berguna untuk meningkatkan responsivitas dengan mengurangi beban pada browser dan server.
1. Debouncing
Debouncing memastikan bahwa fungsi hanya dijalankan setelah rentang waktu tertentu berlalu sejak event terakhir terjadi. Ini sangat berguna untuk event seperti input pencarian atau resize window.
2. Throttling
Throttling memastikan bahwa fungsi hanya dijalankan sekali dalam interval waktu tertentu. Ini berguna untuk event seperti scrolling atau resize window yang terjadi berulang kali dalam waktu singkat.
3. Critical Rendering Path
Critical rendering path adalah rangkaian langkah yang diambil oleh browser untuk mengubah HTML, CSS, dan JavaScript menjadi halaman web yang dapat dilihat dan diinteraksi oleh pengguna.
Mengoptimalkan critical rendering path adalah kunci untuk memastikan bahwa konten penting dirender secepat mungkin.
- Optimasi CSS: Pastikan CSS yang diperlukan untuk tampilan awal halaman dimuat dengan cepat. Anda bisa menggunakan teknik seperti inline CSS untuk elemen kritis dan menunda pemuatan CSS yang kurang penting.
- Minifikasi: Minifikasi CSS dan JavaScript dapat mengurangi ukuran file, sehingga mempercepat waktu pemuatan.
- Asynchronous Loading: Muat skrip JavaScript secara asynchronous atau deferring loading untuk menghindari blocking pada rendering.
4. Preloading dan Prefetching
Preloading dan prefetching adalah teknik yang digunakan untuk memuat sumber daya sebelum dibutuhkan, sehingga mempercepat waktu rendering konten setelah interaksi pengguna.
1. Preloading
Teknik ini digunakan untuk memuat sumber daya yang penting untuk tampilan awal halaman secepat mungkin. Misalnya, memuat gambar hero banner atau font utama sebelum pengguna benar-benar membutuhkannya.
Contoh: <link rel="preload" href="hero-banner.jpg" as="image">
2. Prefetching
Teknik ini digunakan untuk memuat sumber daya yang mungkin diperlukan di masa mendatang. Ini membantu mengurangi waktu muat ketika pengguna berpindah ke halaman berikutnya atau melakukan interaksi tertentu.
Contoh: <link rel="prefetch" href="next-page.html">
BACA JUGA: 5 Test Speed Website Free
Optimasi Backend untuk Interaksi Interaction to Next Paint (INP)

Optimasi backend merupakan langkah penting untuk meningkatkan Interaction to Next Paint (INP) dengan memastikan bahwa proses di server berjalan efisien dan cepat.
Beberapa strategi kunci dalam optimasi backend termasuk Server-Side Rendering (SSR), optimasi database, penggunaan protokol HTTP/2 dan HTTP/3, serta kompresi data. Berikut penjelasan lengkap tentang masing-masing strategi tersebut.
1. Server-Side Rendering (SSR)
Server-Side Rendering (SSR) adalah teknik di mana konten situs web dirender di server dan kemudian dikirimkan sebagai HTML yang sudah jadi ke klien.
Hal ini berbeda dengan client-side rendering, di mana browser pengguna harus menunggu JavaScript untuk mengeksekusi dan menghasilkan konten.
1.1 Keuntungan SSR
SSR dapat secara signifikan mengurangi waktu muat halaman awal karena HTML yang sudah dirender dikirimkan langsung ke browser. Ini membuat situs lebih cepat tersedia untuk pengguna dan meningkatkan Interaksi Interaction to Next Paint (INP).
1.2 Implementasi SSR
Banyak framework modern seperti Next.js (untuk React) dan Nuxt.js (untuk Vue) mendukung SSR. Dengan menggunakan framework ini, Anda dapat dengan mudah mengimplementasikan SSR dalam aplikasi web Anda.
1.3 Contoh Penggunaan
Situs berita atau blog dengan banyak konten statis dapat sangat diuntungkan dari SSR, karena pengguna dapat langsung melihat konten tanpa menunggu JavaScript mengeksekusi.
2. Optimasi Database
Optimasi query database dan caching adalah langkah penting untuk mengurangi waktu yang diperlukan untuk mengakses dan menampilkan data.
Waktu akses yang cepat dari database dapat membantu meningkatkan responsivitas dan Interaksi Interaction to Next Paint (INP) secara keseluruhan.
2.1 Optimasi Query
Memastikan bahwa query SQL ditulis secara efisien dan menggunakan indeks dengan benar dapat mengurangi waktu eksekusi query. Query yang lambat dapat menyebabkan penundaan dalam menampilkan konten.
2.2 Caching
Mengimplementasikan caching pada berbagai level dapat membantu mengurangi beban pada database dan mempercepat waktu akses data. Caching dapat dilakukan di level aplikasi, database, atau menggunakan solusi caching eksternal seperti Redis atau Memcached.
3. HTTP/2 dan HTTP/3
Menggunakan protokol terbaru seperti HTTP/2 dan HTTP/3 dapat mengurangi latency dan meningkatkan kecepatan pengiriman data antara server dan klien. Protokol ini membawa berbagai peningkatan dibandingkan HTTP/1.1 yang lebih lama.
3.1 HTTP/2
HTTP/2 memungkinkan multiplexing, di mana beberapa permintaan dan respons dapat dikirimkan melalui satu koneksi TCP. Ini mengurangi overhead dan meningkatkan kecepatan pengiriman data.
3.2 HTTP/3
HTTP/3 menggunakan QUIC sebagai transport layer di atas UDP, yang menyediakan pengiriman data yang lebih cepat dan handal, terutama pada jaringan dengan latency tinggi.
4. Kompresi Data
Kompresi data adalah teknik yang digunakan untuk mengurangi ukuran data yang ditransfer antara server dan klien. Dengan mengurangi ukuran data, waktu muat halaman dapat ditingkatkan secara signifikan.
4.1 Gzip
Gzip adalah metode kompresi yang umum digunakan dan didukung oleh sebagian besar server web. Mengaktifkan kompresi Gzip dapat mengurangi ukuran file HTML, CSS, dan JavaScript yang ditransfer.
Contoh Konfigurasi: Di server Apache, Anda dapat mengaktifkan Gzip dengan menambahkan baris berikut ke file .htaccess:
<IfModule mod_deflate.c>
AddOutputFilterByType DEFLATE text/html text/plain text/xml text/css application/javascript application/json
</IfModule>
4.2 Brotli
Brotli adalah algoritma kompresi yang lebih baru dan lebih efisien dibandingkan Gzip, dikembangkan oleh Google. Brotli menawarkan rasio kompresi yang lebih tinggi, sehingga dapat mengurangi ukuran file lebih banyak.
Contoh Konfigurasi: Di server Nginx, Anda dapat mengaktifkan Brotli dengan menambahkan baris berikut ke konfigurasi server nginx
http {
brotli on;
brotli_types text/html text/plain text/css application/javascript application/json;
}
BACA JUGA: Daftar SSL Certificates Secure Your Website
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Interaction to Next Paint (INP)
Monitoring dan evaluasi kinerja Interaction to Next Paint (INP) adalah proses penting dalam memastikan bahwa situs web Anda tetap cepat dan responsif terhadap interaksi pengguna. Berikut adalah langkah-langkah penting yang perlu diambil dalam proses ini.
1. Identifikasi dan Pengukuran Kinerja
Memantau kinerja Interaksi Interaction to Next Paint (INP) dimulai dengan mengidentifikasi metrik yang relevan dan metode pengukuran yang tepat.
Ini termasuk menggunakan alat analitik web untuk mengumpulkan data mengenai waktu muat halaman, interaksi pengguna, dan rendering elemen visual.
Pengukuran yang akurat penting untuk memahami bagaimana pengguna mengalami halaman web dan untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan.
2. Analisis Data Pengguna
Setelah data dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut untuk memahami pola interaksi pengguna.
Analisis ini melibatkan melihat bagaimana pengguna berinteraksi dengan halaman web dan kapan mereka mengalami keterlambatan dalam rendering.
Memahami perilaku pengguna membantu dalam menentukan prioritas perbaikan yang paling berdampak.
3. Identifikasi Masalah Kinerja
Berdasarkan analisis data, masalah kinerja yang mempengaruhi Interaksi Interaction to Next Paint (INP) dapat diidentifikasi. Ini termasuk menemukan elemen halaman yang memerlukan waktu lama untuk merender, skrip yang memperlambat interaksi, atau masalah jaringan yang mempengaruhi kecepatan muat.
Identifikasi yang tepat memungkinkan tim pengembang untuk fokus pada area yang memerlukan perhatian segera.
4. Implementasi Perbaikan
Setelah masalah kinerja diidentifikasi, langkah berikutnya adalah mengimplementasikan perbaikan yang diperlukan.
Ini bisa berupa pengoptimalan kode, memperbaiki skrip yang bermasalah, atau meningkatkan konfigurasi server.
Tujuannya adalah untuk mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk rendering elemen visual berikutnya setelah interaksi pengguna.
5. Evaluasi Efektivitas Perbaikan
Langkah terakhir adalah mengevaluasi efektivitas perbaikan yang telah dilakukan. Ini melibatkan pengujian ulang halaman web untuk memastikan bahwa perbaikan telah mengurangi waktu Interaksi Interaction to Next Paint (INP) dan meningkatkan pengalaman pengguna.
Evaluasi berkelanjutan memastikan bahwa kinerja halaman web tetap optimal seiring dengan perubahan dan pembaruan yang dilakukan.”
Penutup
Mengoptimalkan Interaction to Next Paint (INP) adalah langkah penting dalam meningkatkan pengalaman pengguna dan peringkat di mesin pencari.
Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi INP dan menerapkan teknik optimasi yang tepat, Anda dapat memastikan situs Anda responsif dan cepat.
Mulailah dengan mengukur kinerja Interaksi Interaction to Next Paint (INP) Anda dan lakukan perbaikan yang diperlukan untuk mencapai hasil optimal. Mengaktifkan HTTPS Untuk Blog.