September Effect Guncang Kripto? Analis Ungkap Strateginya, komunitas investor aset kripto kembali dihadapkan pada sebuah fenomena historis yang kerap menimbulkan kekhawatiran, yakni “September Effect”. Setelah menikmati reli yang cukup signifikan sepanjang Agustus, pasar kini menunjukkan tanda-tanda koreksi. Harga Bitcoin (BTC) dan sejumlah altcoin utama lainnya terpantau bergerak fluktuatif, memicu pertanyaan besar haruskah investor panik?
Menurut para analis pasar, sentimen negatif yang membayangi bulan September ini merupakan tantangan musiman yang dapat dihadapi dengan strategi yang tepat.
Alih-alih melakukan penjualan panik (panic selling), investor justru diimbau untuk tetap tenang, mencermati fundamental pasar, dan memanfaatkan momentum ini sebagai peluang. Laporan ini akan mengupas tuntas fenomena September Effect, kondisi pasar terkini, serta strategi jitu dari para ahli untuk menavigasi volatilitas.
Table Of Contents
September Effect Bitcoin dan Pasar Kripto

September Effect bukanlah isapan jempol semata. Secara historis, September memang tercatat sebagai bulan dengan kinerja terburuk bagi Bitcoin dan pasar kripto secara umum. Data dari berbagai bursa menunjukkan bahwa sejak tahun 2013, Bitcoin lebih sering mencatatkan imbal hasil negatif di bulan ini. Fenomena yang juga dikenal dengan sebutan “Red September” ini sering kali dikaitkan dengan beberapa faktor teoretis.
Salah satu penyebabnya adalah faktor psikologis. Banyak investor institusional maupun ritel yang kembali aktif setelah liburan musim panas. Mereka cenderung meninjau ulang dan menyeimbangkan kembali portofolio mereka, yang sering kali berujung pada aksi ambil untung (profit taking) setelah kenaikan di bulan-bulan sebelumnya. Aksi jual ini, jika dilakukan secara masif, tentu akan menekan harga aset.
Penting untuk digarisbawahi bahwa kinerja masa lalu bukanlah jaminan hasil di masa depan. Pasar kripto saat ini jauh lebih matang dibandingkan beberapa tahun lalu. Institusional yang terus meningkat, perkembangan teknologi blockchain yang pesat, serta sentimen makroekonomi global menjadi variabel baru yang bisa jadi lebih dominan pengaruhnya ketimbang tren musiman semata. Menganggap September Effect sebagai sebuah kepastian adalah pandangan yang kurang bijak. Sebaliknya, memahaminya sebagai sebuah potensi risiko historis adalah langkah awal untuk mitigasi yang lebih baik.
BACA JUGA: Crypto Exchange Indonesia: Laporan Analis Definitif untuk Investor
Pasar Kripto Baru Saja Menutup Bulan Agustus
Pasar kripto baru saja menutup bulan Agustus dengan catatan yang cukup impresif. Bitcoin berhasil menembus beberapa level resistensi kunci dan menunjukkan kekuatan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Memasuki awal September, tekanan jual mulai terasa. Bitcoin sempat terkoreksi dan berjuang untuk mempertahankan level support psikologisnya.
Menurut pengamatan analis pasar, koreksi yang terjadi saat ini masih berada dalam batas wajar. Salah satu analis kripto terkemuka, dalam analisisnya, menyebutkan bahwa volatilitas jangka pendek ini tidak mengubah prospek jangka panjang Bitcoin. Ia menyoroti beberapa faktor fundamental yang justru memberikan sinyal positif, antara lain:
- Arus Masuk Institusional: Minat dari investor besar dan korporasi untuk mengalokasikan dana ke Bitcoin dan aset kripto lainnya terus berlanjut. Ini menjadi fondasi yang kuat untuk menopang harga dalam jangka panjang.
- Perkembangan Regulasi: Meskipun masih dinamis, langkah-langkah menuju kerangka regulasi yang lebih jelas di berbagai negara justru dapat meningkatkan kepercayaan dan menarik lebih banyak investor konvensional.
- Sentimen Makroekonomi: Kebijakan moneter bank sentral global, terutama The Fed di Amerika Serikat, terkait suku bunga dan inflasi masih menjadi penggerak utama. Setiap data ekonomi baru yang dirilis akan memengaruhi selera risiko investor, baik di pasar saham maupun kripto.
- Inovasi Teknologi: Perkembangan di sektor Decentralized Finance (DeFi), Non-Fungible Token (NFT), dan solusi skalabilitas seperti Layer-2 terus berjalan, menunjukkan bahwa ekosistem ini hidup dan berkembang secara fundamental.
Tekanan jual saat ini lebih banyak didorong oleh sentimen jangka pendek dan kekhawatiran akan September Effect. Dengan fundamental yang solid, banyak analis percaya bahwa pasar memiliki daya tahan yang cukup untuk melewati periode ini.
BACA JUGA: Top 10 Exchange Crypto Markets Di Indonesia Terdaftar
Crypto Analyst September

Melihat kondisi pasar yang fluktuatif, pertanyaan utamanya adalah bagaimana investor harus bersikap. Panik dan menjual aset secara gegabah adalah keputusan terburuk yang bisa diambil saat ini. Sebaliknya, para ahli merekomendasikan pendekatan yang lebih terukur dan strategis.
Fahmi Almuttaqin, seorang Crypto Analyst, mengingatkan bahwa investor tidak perlu terjebak dalam narasi September Effect yang menakutkan. “Koreksi adalah bagian alami dari siklus pasar. Justru di momen seperti inilah kedisiplinan dan strategi investasi seorang investor diuji,” ujarnya. Ia pun membagikan beberapa strategi yang dapat diterapkan:
- Terapkan Dollar-Cost Averaging (DCA): Ini adalah strategi paling direkomendasikan saat pasar bergejolak. Alih-alih mencoba menebak titik terendah (bottom), investor dapat mengalokasikan dana secara rutin (misalnya mingguan atau bulanan) untuk membeli aset. Dengan cara ini, risiko membeli di harga puncak dapat diminimalkan dan harga perolehan rata-rata menjadi lebih optimal dalam jangka panjang.
- Kelola Risiko dengan Bijak: Jangan menempatkan semua dana Anda dalam satu aset (all-in). Lakukan diversifikasi portofolio ke beberapa aset kripto dengan fundamental kuat atau bahkan ke instrumen investasi lain. Selain itu, tentukan batas toleransi kerugian Anda dan pertimbangkan untuk menggunakan fitur stop-loss jika Anda adalah seorang trader aktif.
- Fokus pada Perspektif Jangka Panjang: Ingat kembali alasan utama Anda berinvestasi di aset kripto. Jika Anda percaya pada potensi teknologi dan jangka panjangnya, fluktuasi harga bulanan seharusnya tidak menggoyahkan keyakinan Anda. Melihat grafik harga harian hanya akan memicu kecemasan. Sebaliknya, fokuslah pada perkembangan proyek dan berita fundamental.
- Siapkan “Dana Dingin”: Pastikan dana yang Anda investasikan adalah uang yang benar-benar siap Anda terima risikonya (dana dingin). Menggunakan dana untuk kebutuhan sehari-hari hanya akan meningkatkan tekanan psikologis dan memaksa Anda membuat keputusan investasi yang buruk.
BACA JUGA: Mengapa Dollar Amerika Bisa Menjadi Mata Uang Dunia
Penutup
September Effect memang memiliki basis data historis yang membuatnya patut diwaspadai. Menjadikannya sebagai satu-satunya pedoman dalam mengambil keputusan investasi adalah sebuah kekeliruan. Pasar kripto modern dipengaruhi oleh dinamika yang jauh lebih kompleks, mulai dari institusional hingga kebijakan makroekonomi global.
Saran para analis sudah jelas: tetap tenang dan jangan panik. Koreksi harga yang terjadi saat ini dapat dilihat sebagai peluang untuk mengakumulasi aset dengan harga lebih rendah melalui strategi DCA.
Dengan manajemen risiko yang baik, fokus pada tujuan jangka panjang, dan pemahaman fundamental yang kuat, investor dapat menavigasi periode volatilitas ini dengan lebih percaya diri. Pada akhirnya, kedisiplinan dan strategi yang matang, bukan reaksi emosional, yang akan menjadi kunci keberhasilan dalam investasi aset kripto.